Jumat, 18 Juli 2014

tulisan kecil dariku

Aku menulis ini bukan hanya sekedar ingin menumpahkan rasa ku padamu, tapi... aku hanya ingin kamu tau, apa yang aku rasakan selama ini. gundah,risau,resah,rindu semua menjadi satu. setiap malam aku selalu teringat masa masa saat kita berdua. tawa mu membuat hati ini bangga. ingin rasanya aku menjadi alasan disetiap tawa kecilmu mu. tapi, apakah mungkin? bukan kah sudah ada yang mengisi hati mu? bukankah engkau memilih dia? lalu mengapa aku masih berharap akan dirimu, lalu mengapa aku memberanikan diriku untuk jatuh di cintamu? jika memang dia yang kau pilih, jika memang dia yang sempurna bagimu. aku mohon, bahagiakanlah dia jangan pernah kau lukai perasaannya. biar aku yang ada dibalik tangisan kecilku malam ini dan sungguh luka terdalam adalah yang tak terlihat oleh mata dan kesedihan terdalam adalah yang tak bisa terucap oleh kata kata. mungkin aku adalah orang terbodoh yang pernah ada, mencintai orang yang telah memiliki cinta dihatinya. meskipun hati taruhannya. dan terkadang menjadi seseorang yang berarti itu tidaklah mudah, hanya tuhan yang tahu. aku percaya dibalik kesedihan tuhan telah mempersiapkan kebahagiaan besar untukku kelak. dan ku harap itu dia.

Kamis, 17 Juli 2014

dan semua demi, kamu.

Jika memang aku diciptakan hanya untuk membuatmu bahagia, aku ikhlas. karna memang tujuanku untuk mencintaimu itu, tidak hanya untuk memiliki mu seutuhnya. tapi, mengikhlaskan mu bahagia. bahagia bersama pilihan hatimu. ya, aku tahu bukan aku. tapi setidaknya aku telah berusaha. meskipun usaha ku tak pernah terlihat indah dimatamu. akan ku buat senyum kecil itu ada di wajahmu. aku hanya ingin engkau bahagia. Dan kini tugasku telah usai, akan ku serahkan engkau  kepada seseorang yang telah kau pilih. sungguh, beruntungnya dia. bisa mendapatkan laki laki hebat sepertimu. dan aku siap mundur, aku siap untuk menerima resiko terbesar dalam kehidupanku. ya, sakit hati. Tapi satu pinta ku kepadamu tuhan, kuatkan hati ini, berilah aku senyum kebahagiaan dikala hatiku sedang risau, berilah aku kekuatan untuk menghadapi ini semua. Tuhan, tanpa dia tau aku sedang memendam rasa hingga saat ini, hingga mata ku tak dapat lagi melihat indahnya dunia, hingga nafasku berhembus untuk terakhir kalinya. dan yang aku inginkan hanya dia. meskipun mustahil, tapi aku tak pernah putus berdoa. tuhan... sampaikan salam ku padanya.

Rabu, 16 Juli 2014

Kau harus bahagia

Maafkan kejujuranku walau menyakitkan, mungkin takkan bisa kulupakan hingga akhir nanti.. ku lepaskan cinta ini, ku rela berkorban tak mengapa namun kau harus bahagia. bahagia bersama dia, dia pilihan hatimu. karna kau dan aku tak mungkin bersatu, walau hati ini terus menangis. karna memang seharusnya aku mencintaimu dari jauh, bahkan dari tiap doa dan sujud ku saja. mengapa aku harus merasakan sakit nya mencintai, sakitnya memendam. sungguh, aku tulus mencintai mu. tak pernah sedikit pun terbesit dalam hati ku untuk mengecewakanmu. tapi apa daya, kau lebih memilih dia. aku bisa apa? aku hanya bisa menangis dalam doa ku. berharap semua kan berbalik arah. tapi aku harus tetap bahagia, karna apapun yang membuat mu bahagia aku pun bahagia, meskipun dia yang menjadi alasan kebahagiaanmu, tidak masalah buatku karna bukan kah itu yang namanya cinta yang tulus? melihat orang yang kita cintai bahagia bersama dia pilihan hatinya. aku ikhlas, aku terima. meskipun hati taruhannya, aku ikhlas.




Berbahagialah kamu bersama dia

Dari, aku yang memendam rasa.


post by : pradipta muna

Kamis, 10 Juli 2014

Bisa kamu bayangkan rasanya jadi aku?

Aku menulis ini ketika mataku tak kuat lagi menangis. Aku menulis ini ketika mulutku tak mampu lagi berkeluh. Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, meskipun tak pernah benar-benar tinggal. Seandainya kautahu perasaanku dan bisa membaca keajaiban dalam perjuanganku, mungkin kamu akan berbalik arah—memilihku sebagai tujuan. Tapi, aku hanya persinggahan, tempatmu meletakan segala kecemasan, lalu pergi tanpa janji untuk pulang.

Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku. Setiap malam, sebelum tidur, kuhabiskan beberapa menit untuk membaca pesan singkatmu. Tawa kecilmu, kecupan berbentuk tulisan, dan canda kita selalu membuatku tersenyum diam-diam. Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendam. Dulu tapi itu dulu ketika kau masih memilihku, bukan dia.


Jatuh cinta terjadi karena proses yang cukup panjang, itulah proses yang seharusnya aku lewati secara alamiah dan manusiawi. Proses yang panjang itu ternyata tak terjadi, pertama kali melihatmu; aku tahu suatu saat nanti kita bisa berada di status yang lebih spesial. Aku terlalu penasaran ketika mengetahui kehadiranmu mulai mengisi kekosongan hatiku. Kebahagiaanku mulai hadir ketika kamu menyapaku lebih dulu dalam pertemuan pertama. Semua begitu bahagia.... tapi itu dulu.

Kugantungkan harapanku padamu pada pertama kali kita bertemu disekolah. Kuberikan sepenuhnya perhatianku untukmu. Sayangnya, semua hal itu seakan tak kaugubris. Kamu di sampingku, tapi getaran yang kuciptakan seakan tak benar-benar kau rasakan. Kamu berada di dekatku, namun segala perhatianku seperti menguap tak berbekas. Apakah kamu benar tidak memikirkan aku? Bukankah kata teman-temanmu, kamu adalah perenung yang seringkali menangis ketika memikirkan sesuatu yang begitu dalam? Temanmu bilang, kamu melankolis, senang memendam, dan enggan bertindak banyak. Kamu lebih senang menunggu. Benarkah kamu memang menunggu? Apalagi yang kautunggu jika kausudah tahu bahwa aku mencintaimu?

tak mungkin kau tak tahu ada perasaan aneh di dadaku. Kekasihku yang belum sempat kumiliki, tak mungkin kautak memahami perjuangan yang kulakukan untukmu. Kamu ingin tahu rasanya seperti aku? Dari awal, ketika kita pertama kali berkenalan di sekolah, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Senyummu adalah salah satu keteduhan yang paling ingin kulihat setiap hari. Dulu, aku berharap bisa menjadi salah satu sebab kautersenyum setiap hari, tapi ternyata harapku terlalu tinggi.

Semua telah berakhir. Tanpa ucapan pisah. Tanpa lambaian tangan. Tanpa kau jujur mengenai perasaanmu. Perjuanganku terhenti karena aku merasa tak pantas lagi berada di sisimu. Sudah ada seseorang yang baru, yang nampaknya jauh lebih baik dan sempurna daripada aku. Tentu saja, jika dia tak sempurna—kautak akan memilih dia menjadi satu-satunya bagimu.

Setelah tahu semua itu, apakah kamu pernah menilik sedikit saja perasaanku? Ini semua terasa aneh bagiku. Kita yang dulu sempat dekat, walaupun tak punya status apa-apa, meskipun berada dalam ketidakjelasan, tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Aku yang terbiasa dengan sapaanmu di pesan singkat harus (terpaksa) ikhlas karena akhirnya kamu sibuk dengan kekasihmu. Aku berusaha memahami itu. Setiap hari. Setiap waktu. Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah berakhir dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh.

jika aku bisa langsung meminta pada Tuhan, aku tak ingin perkenalan kita terjadi. Aku tak ingin mendengar suaramu ketika menyebutkan nama. Aku tak ingin membaca pesan singkatmu yang lugu tapi manis. Sungguh, aku tak ingin segala hal manis itu terjadi jika pada akhirnya kamu menghempaskan aku sekeji ini.

Kalau kauingin tahu bagaimana perasaanku, seluruh kosakata dalam miliyaran bahasa tak mampu mendeskripsikan. Perasaan bukanlah susunan kata dan kalimat yang bisa dijelaskan dengan definisi dan arti. Perasaan adalah ruang paling dalam yang tak bisa tersentuh hanya dengan perkatan dan bualan. Aku lelah. Itulah perasaanku. Sudahkah kaupaham? Belum. Tentu saja. Apa pedulimu padaku? Aku tak pernah ada dalam matamu, aku selalu tak punya tempat dalam hatimu.

Setiap hari, setiap waktu, setiap aku melihatmu dengannya; aku selalu berusaha menganggap semua baik-baik saja. Semua akan berakhir seiring berjalannya waktu. Aku membayangkan perasaanku yang suatu saat nanti pasti akan hilang, aku memimpikan lukaku akan segera kering, dan tak ada lagi hal-hal penyebab aku menangis setiap malam. Namun.... sampai kapan aku harus terus mencoba?

Sementara ini saja, aku tak kuat melihatmu menggenggam jemarinya. Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa kamu yang begitu kucintai ternyata malah memilih pergi bersama yang lain. Tak mudah meyakinkan diriku sendiri untuk segera melupakanmu kemudian mencari pengganti.

Seandainya kamu bisa membaca perasaanku dan kamu bisa mengetahui isi otakku, mungkin hatimu yang beku akan segera mencair. Aku tak tahu apa salahku sehingga kita yang baru saja kenal, baru saja mencicipi cinta, tiba-tiba terhempas dari dunia mimpi ke dunia nyata. Tak penasarankah kamu pada nasib yang membiarkan kita kedinginan seorang diri tanpa teman dan kekasih?

Aku menulis ini ketika mataku tak kuat lagi menangis. Aku menulis ini ketika mulutku tak mampu lagi berkeluh. Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, meskipun tak pernah benar-benar tinggal. Seandainya kautahu perasaanku dan bisa membaca keajaiban dalam perjuanganku, mungkin kamu akan berbalik arah—memilihku sebagai tujuan. Tapi, aku hanya persinggahan, tempatmu meletakan segala kecemasan, lalu pergi tanpa janji untuk pulang.

Semoga kautahu, aku berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku agar membencimu, setiap hari, ketika kulihat kamu bersama kekasih barumu. Aku berusaha keras, setiap hari, menerima kenyataan yang begitu kelam.

Bisakah kaubayangkan rasanya jadi orang yang setiap hari terluka, hanya karena ia tak tahu bagaimana perasaan orang yang mencintainya? Bisakah kaubayangkan rasanya jadi aku yang setiap hari harus melihatmu dengannya?

Bisakah kaubayangkan rasanya jadi seseorang yang setiap hari menahan tangisnya agar tetap terlihat baik-baik saja?


Kamu tak bisa. Tentu saja. Kamu tidak perasa.


UNTUK

  kamu



#SAVEPALESTINE

Peperangan yang sadis ini terjadi lagi di palestina,sekitar 500 warga palestina menjadi korban. sebagian besar adalah anak anak dan perempuan dewasa. sungguh israel sangatlah keji, tidak berprikemanusiaan. dengan entengnya mereka membunuh anak anak kecil yang sejatinya tidak tahu apa apa. Dalam waktu sebelas hari, Israel dengan telengas sudah mengubah fitrah anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Anak-anak dan bayi kehilangan makna, dan dilanda ketakutan amat sangat—itu karena, satu persatu, dalam jangka waktu yang demikian cepat, mereka kehilangan ayah dan ibunya. Lebih memilukan lagi, mereka pun kehilangan nafasnya yang terakhir.

Dalam sejarah peperangan, Islam tak pernah menorehkan catatan jika ada orang tua, perempuan dan anak-anak tersakiti setiap kali tentara Islam maju ke pertempuran. Israel tak mengenal itu. Anak-anak Palestina tetap menjadi sasaran rudal dan peluru mereka…
Sebelum kafan menutupimu, wajahmu adalah semangat bagi kami.


seorang Anak kehilangan sebelah muka dan satu telinganya. Ia sendirian di antara gedung yang akan roboh, sementara dentuman bom menakutkannya. Tak ada ayah atau ibu…Dengan apa kami ceritakan semua yang kini terjadi pada bumi Palestina? Satu yang pasti, ini semua karena Yahudi durjana. Karna didalam Alquran pun Sudah ‘digariskan’ bahwa Israel akan berperang abadi, tidak pernah menang dan tidak pernah kalah .

seorang ibu muda dipalestina mengatakan "Kami bisa saja pindah ke berbagai negara untuk melindungi keluarga kami, tapi jika kami pindah ke negara lain. lalu bagaimana dengan palestina? bagaimana dengan umat muslim disini? bagaimana dengan masjidil aqsha? kami rela kehilangan keluarga asalkan kami bisa tetap kokoh membela palestina dan masjidil aqsha, jadi kami putuskan untuk tidak pergi dari palestina. meskipun nyawa taruhannya".

sungguh sangat mulia... teriris hati membacanya, semoga Allah melindungi dan memberikan kalian kekuatan wahai umat muslim dipalestina, doa kami selalu menyertai kalian...

By:Pradipta Muna

Rabu, 09 Juli 2014

Tolong, buat aku lupa..

Jelaskan padaku mengapa semua jadi serumit ini? Aku tak tahu jika kamu tiba-tiba memenuhi sudut-sudut terpencil di otakku, hingga memenuhi relung-relung hatiku. Semua terjadi begitu cepat, tanpa teori dan banyak basa-basi. Aku melihatmu, mengenalmu, lalu mencintaimu. Sesederhana itulah kamu mulai mengusai hari-hariku. Kamu jadi penyebab rasa semangatku. Kamu menjelma jadi senyum yang tak bisa kujelaskan dengan kata-kata. Iya, mungkin, aku jatuh cinta. Entah kamu.

Semua kulakuan diam-diam. Begitu rapi. Hingga hatimu yang beku tak pernah berhasil cair. Semua kusembunyikan. Hingga perasaanmu yang tidak peka tetap saja tak peduli pada gerak-gerikku yang jarang tertangkap oleh sorot matamu. Aku pandai menyembunyikan banyak hal hingga kautak memahami yang sebenarnya terjadi.

Aku tidak bisa melupakanmu.... sungguh! Aku selalu ingat caramu menatapku. Caramu mencuri perhatianku. Kerutan matamu yang aneh, namun tetap terlihat memesona dalam pandanganku. Hal-hal sederhana itu seakan-akan sengaja diciptakan untuk tidak dilupakan. Tolong buat aku lupa, karena aku tak lagi temukan cara terbaik untuk menghilangkan kamu dari pikiranku.

Kita jarang punya kesempatan berbicara, berdua saja. Rasanya mustahil. Kamu dan aku berbeda, air dan api, dingin dan panas. Tapi, aku selalu ingat perkataanmu, "Hal yang mustahil di dunia ini hanyalah memakan kepala sendiri." Aku tersenyum ketika barisan kalimat itu kaukirimkan untukku. Iya, harusnya aku tak perlu sesenang itu, karena mungkin kamu menulisnya tanpa perasaan, hanya untuk merespon perkataanku saja. 

Rasanya menyebalkan jika aku tak mengetahui isi hatimu. Kamu sangat sulit kutebak, kamu teka-teki yang punya banyak jawaban, juga banyak tafsiran. Aku takut menerjemahkan isyarat-isyarat yang kautunjukkan padaku. Aku takut mengartikan kata-kata manismu yang mungkin saja tak hanya kaukatakan untukku. Aku takut memercayai perhatian sederhanamu yang kauperlihatkan secara terselubung. Aku takut. Aku takut. Takut. Semakin takut jika perasaan ini bertumbuh ke arah yang tak kuinginkan. Tolong hentikan langkahku, jika memang segalanya yang kuduga benar adalah hal yang salah di matamu. Tolong kembalikan aku ke jalanku dulu, sebelum aku mengganggu rute tujuanmu.

Ketahuilah, Tampan. Aku sedang berusaha melawan jutaan kamu yang mulai mengepul otakku, seperti asap rokok yang menggantung di udara; kamu seakan-akan nyata. Aku tak percaya, ternyata kita bisa melangkah sejauh ini. Dan, selama ini juga, aku tak pernah berani mengatakan satu hal yang mungkin mengagetkanmu; aku mulai menyukaimu.

di antara rindu yang selalu gagal kuungkapkan
di dalam rasa canggung yang belum kupahami
tolong... jangan pergi.


Arti cinta

Sadarilah bahwa luka hatimu itu hanya sedalam cintamu, dan kualitas cintamu seharusnya setinggi nilai dari orang yang kau cintai. Bagaimana mungkin engkau menyerahkan seindah-indahnya cintamu kepada orang yang tidak jujur dan palsu? Dan bagaimana mungkin engkau berharap kepada orang yang sampai hati membuatmu bersedih dan menangis? Maka alihkanlah arah cintamu dari orang yang tidak baik bagimu itu, kepada kebutuhan dirimu untuk tampil menarik bagi cinta yang baru, yang sesuai dengan kebaikan hati dan
pekertimu. jangan pernah mencintai orang yang tak bisa memberikan kepastiannya padamu, jika pada awalnya saja dia ragu, bagaimana nanti? cintailah orang yang menurutmu selalu ada didekatmu, memberikan perhatiannya padamu, dan menuntut mu agar menjadi orang yang lebih baik lagi, maupun dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang. cintai lah orang yang menurutnmu akan abadi dan tinggalkan orang yang hanya membuatmu menunggu dan membuang waktu mu saja, percayalah, hati bisa berubah dengan seiring berjalannya waktu.

by:Pradipta Muna